Minggu, 28 April 2013

#Cerber #Serial Jurnalis : Kasus Pertama - Pembunuhan di Ruang Guru (1)



Siang ini terik matahari yang ga pake basa-basi bikin orang yang berjalan dibawahnya bermandi peluh keringat. Beberapa ada yang lebih memilih meneduh di kantin kampus, sekedar neduh sambil minum untuk melepaskan dahaga. Ada pula beberapa yang lebih memilih berlindung di balik payung untuk menghindari teriknya sang surya di tengah hari tersebut. Namun disiang terik itu ada sesosok yang berlari tergesa-gesa menuju pelataran masjid. Sosok seorang perempuan berjilbab yang berkibar-kibar terkena angin karena dia berlari. Terlihat wajahnya dipenuhi peluh dan nafasnya terengah-engah.

"Tari...!! Masyaallah...dari mana saja kamu?!", ujar seorang gadis berkerudung kuning di depannya.

Tari hanya senyum lebar, ia masih sibuk menata napasnya yang terengah-engah.  Tak mampu berkata.
"Emh...sorry...ehm...Santi....hummn..tadi aku....humnn...aku ditahan sama dosen...uhmm..di kelas.." , jawab Tari terengah-engah.

Perempuan yang dipanggilnya Santi di hadapannya tampak sudah menerka jawaban keterlambatan Tari.
"Sudah kukira... kali ini apa lagi? Terlambat masuk kelas atau karena lagi-lagi kau tertidur di tengah jam perkuliahan? Atau kau tertangkap tangan sedang makan di kelas?",terka Santi. Gadis manis yang berbalut kerudung kuning dengan baju bermotif bunga2 kecil yang senada dengan kerudungnya itu tersenyum manis menghadapi sahabatnya yang duduk didepannya.

"Enak aja... tadi dosenku menanyakan tentang skripsiku yang lagi mandek." 

"Memangnya apa yang kau kerjakan? Bukankah belakangan ini tak ada berita yang sedang kau kejar ?"

"Eitttsss...siapa bilang?! Kamu lupa belakangan ini aku ditugasi meliput berita kriminal oleh pimpinan redaksiku..."

Belum selesai Tari menjelaskan pada temannya, Santi memotong penjelasannya,"Hah?! Bukannya selama ini tugasmu hanya meliput tentang kegiatan-kegiatan seputar remaja?"

"Itu dia... Sebenarnya wartawan bagian kriminal kemarin mengundurkan diri karena harus kembali ke kampung halamannya, sedangkan yang lain sedang sibuk dengan bagiannya. Sisanya? Tinggal aku sebagai wartawan magang yang lowong" ,jelas Tari pada Santi.

Tari melanjutkan lagi perkataannya,"Lagian aku juga senang ko,jadi ada pengalaman baru. Berasa jadi detektif kayak conan. Hehehe..."

Pembicaraan mereka pun segera berlanjut keacara pengajian kampus yang sedang mereka berdua garap. Mereka berdua mendapat tugas sebagai seksi konsumsi untuk acara pengajian minggu depan. Tak terasa waktu sudah menunjukkan waktu ashar , adzan ashar berkumandang. Santi dan Tari pun bergegas mengambil wudhu, memenuhi kewajiban mereka. Selesai shalat Santi mengajak Tari ke kantin untuk makan.

"Sorry nih Santi... abis shalat tadi aku dapat sms dari Pak Burhan, Pimpinan redaksi yang tadi kuceritakan. Ada berita yang harus kuliput di SMA Elang Perkasa.", ujar Tari sambil sibuk merapihkan tasnya.

"Bukannya itu SMA mu Tar? Ada apa disana?", tanya Santi

Tari hanya tersenyum dan diam karena pertanyaan itu turut merasuk di pikirannya.

"Aku juga belum tau, aku berangkat dulu ya,maaf tak bisa menemanimu makan. Assalamu'alaikum...", ujar Tari seraya bergegas menuju motor matic merah kesayangannya.

--------------------

Setibanya di lokasi , SMU Elang Perkasa , Tari tidak begitu sulit untuk memasuki sekolah itu karena ia alumni dari sekolah tersebut. Pak Sobur, satpam SMU Elang Perkasa nampak masih mengenali baik wajah manis Tari. Ia pun segera berbaur dengan wartawan lain, Tari sempat tertegun dengan keadaan sekitar. Ada banyak polisi dan garis polisi yang melintang di beberapa bagian sekolah, juga ada mobil ambulans yang membawa kantong kuning yang diangkut oleh beberapa petugas. "Mayat....",gumamnya pelan.

Tari pun segera bertanya pada wartawan lain yang tiba lebih dulu di lokasi.

"Ada apa bang?",tanyanya.

Wartawan disampingnya pun melihat sekilas kearahnya kemudian menjawab,"Ada pembunuhan, ditemukan mayat seorang siswi tadi sore di ruang guru. Kita juga masih nunggu konfirmasi dari pihak kepolisian. Dari tadi pihak sekolah juga bungkam! Kesel gue jadinya! Mau pulang ada aja kerjaan...",gerutu si wartawan.

"Lah dia jadi curhat...",gumam Tari dalam hati. "Oh gitu bang,makasih...",jawab Tari. 

Sekitar 15 menit kemudian kepolisian pun mendatangi wartawan. Ibarat ikan yang mendapatkan makanan, sang polisi langsung dihujani banyak pertanyaan.

"Tenang..! Saya akan menjelaskan tanpa menjawab pertanyaan kalian!Korban adalah siswi SMU Elang Perkasa, dia ditemukan di ruang guru sore tadi. Penyebabnya masih diselidiki oleh Tim Forensik. Sekian!", Sang polisi berniat menyudahi wawancara tersebut namun agak sulit keluar dari kerumunan wartawan yang haus akan berita.

"Pak! Pak! Ini bunuh diri atau pembunuhan?", teriak salah seorang wartawan.

"Dan pak! Apa ada tersangka yang dicurigai?",teriak seorang wartawan dari sisi yang lain.

"Untuk sementara kami masih meminta keterangan dari seorang guru yang kebetulan ada di TKP! Sudah tidak ada yang harus saya jelaskan lagi.", Sang polisi kembali mencoba menerobos kerumunan wawancara namun tetap gagal.

"Kenapa mayat baru di ketemukan sore hari?", tanya seorang wartawan dari belakang kerumunan.

"Sekolah sedang libur 3 hari, hari tenang menyambut ujian semester besok. Seperti saya bilang sebelumnya bahwa mayat diketemukan atas laporan dari saksi yang kebetulan Guru di sekolah ini. Keterangan berikutnya akan saya berikan setelah hasil pemeriksaan Tim Forensik keluar!", kali ini sang polisi berhasil menembus kerumunan wartawan dan berjalan menuju mobilnya.

Tari pun memandang kepergian sang polisi dan melihat ke bagian dalam mobil polisi, seseorang yang duduk di bangku belakang menoleh ke arahnya,"Pak Gufron?!"

---------------------


Malamnya selesai membuat draft berita, Tari segera mengirimkannya ke Pak Burhan. Tak sampai sepuluh menit telepon Tari berbunyi, ternyata dari sang Pimpinan redaksi, Pak Burhan.

"Assalamu'alaikum Tari maaf mengganggu. Email darimu sudah saya baca. Tapi beritamu masih dangkal. Apa tidak ada yang bisa kamu wawancara untuk dimintai pendapatnya?", tanya Pak Burhan

"Sebenarnya saya alumni dari sekolah itu, saksi yang sedang dimintai keterangannya adalah Pak Gufron, guru praktikum kimia di sekolah tersebut. Besok saya akan coba mewawancara pihak sekolah semoga saya bisa bertemu dengan Kepala Sekolah.", ujar Tari.

"Bagus...Bagus... Saya tunggu kelanjutan beritanya....Jangan lupa cari tahu tentang korban. Kalau perlu wawancara teman-teman dan keluarga korban juga sangat penting! Assalamu'alaikum!"

"Wa'alaikumsalam..", jawab Tari sambil merebahkan badannya di kasur. "Sebenarnya apa yang terjadi??", gumamnya.


--- To Be Continue ---


Ini cerita bersambung pertama wita...^^
Mohon komentarnya....
Insyaallah besok disambung lagi...

Tidak ada komentar:

1st Resident!!! : Dyatlov Pass Case (2 Februari 1959, Rusia)

Assalamu'alaikum.... It's MY FIRST LAUCHING of........ RESIDENT! Hehehe... :) Ini bukan "Resident Evil" yang bakal baha...