Rabu, 28 Mei 2014

1st Resident!!! : Dyatlov Pass Case (2 Februari 1959, Rusia)

Assalamu'alaikum....

It's MY FIRST LAUCHING of........ RESIDENT!
Hehehe... :) Ini bukan "Resident Evil" yang bakal bahas tentang zombie dan hal disturbing di dalamnya.

Ini Singkatan dari "Residue Event" *entah ini grammarenya bener apa kagak*
Yang jelas artinya adalah SISA DARI SEBUAH KEJADIAN...

Intinya.... aye pengen nganalisis kasus nyata yang telah terjadi tapi belum terpecahkan... *tsahh...*

*detective conan mode : on*


Ini kasus pertama.... DYATLOV PASS : Kematian misterius 9 orang pendaki.


Begini cerita lengkapnya. Alkisah sebuah grup mahasiswa yg terdiri dr sekelompok shbt yg bersekolah di tpt yg sama, yaitu Ural Polytechnical Institute, berniat mendaki gunung di wilayah Sverdlovsk Oblast di Pegunungan Ural. Mrk adl:
  • Igor Dyatlov, (23 tahun, pemimpin tim, cowok)
  • Lyudmila Dubinina (cewek)
  • Zinaida Kolmogorova (cewek)
  • Alexander Kolevatov (cowok)
  • Alexander Zolotarev (cowok)
  • Nicolai Thibeaux-Brignolle (cowok)
  • Rustem Slobodin (cowok)
  • Yuri Krivonischenko (cowok)
  • Yuri Doroshenko (cowok)
  • Yuri Yudin (cowok)
    Inilah foto para pendaki tersebut, yang dilingkari merah adalah Dyatlov pemimpin ekspedisi ini.
Tujuan mrk adl mendaki Gunung Otorten melalui jalur yg bs dikategorikan sulit.

 Namun mrk semua adl pendaki profesional. Grup tsb tiba dg kereta di Ivdel, kota terdekat dg lokasi tsb, lalu menumpang sebuah truk ke Vizhai, pemukiman terakhir yg terisolir. Setelah melewati Vizhai, mrk hanya menemukan hamparan salju tanpa kehidupan di pegunungan beku Ural. Mrk brgk dr Vizhai 27 Januari 1959. Namun hari berikutnya, slh satu anggota mrk yaitu Yuri Yudin sakit, shg ia harus kembali ke Vizhai. Akhirnya, grup yg kini hanya terdiri dr 9 orang saja itu melanjutkan perjalanan tanpa tmn mrk.
dyatlov-pass-yuri-yudin
Foto satu2nya anggota selamat, Yuri Yudin memeluk Lyudmila Dubinina saat ia bersiap2 plg krn sakit. Igor Dyatlov, sang ketua tim, memperhatikan mrk. 


Diari dan kamera video ditemukan di sekitar kemah terakhir mrk, shg bs diketahui rute terakhir perjalanan mrk. Pada 31 Januari 1959, tim bersiap memulai pendakian. Dr video dan diari, diketahui saat itu kondisi mrk baik2 saja. Peralatan mrk lengkap dan bahkan surplus bahan makanan. Tgl 1 Februari 1959, dipimpin oleh Igor Dyatlov, mrk mulai mendaki melalui jalur yg mrk rencanakan. Namun tanpa diduga, muncul badai salju shg mrk kehilangan arah dan justru berjalan menuju ke Kholat Syakhl, gunung kematian. Ketika menyadari bahwa mrk tersesat, mrk lalu mendirikan kemah di gunung tsb. Di sinilah nasib mrk terakhir diketahui. 


Mereka mendirikan tenda saat tersesat.
Sudah disepakati bahwa Igor Dyatlov, sang pemimpin rombongan akan mengirim telegraf dr Vizhai begitu ekspedisi mrk selesai pd tgl 12 Februari 1959. Namun telegraf yg diharapkan tak kunjung dtg. Ini tentu membuat keluarga mrk cemas. Akhirnya pd tgl 20 Februari 1959, sebuah tim pencari diturunkan untuk mencari keberadaan para pendaki yg hilang tsb. Awalnya tim itu hanya terdiri dr para mahasiswa dan dosen dr sekolah mrk, namun kmd polisi dan tentara ikut terlibat dg diturunkannya pesawat dan helikopter pencarian. Apa yg mrk temukan selanjutnya justru memicu lbh byk pertanyaan dan misteri. 
Pd tgl 26 Januari1959, tim pencari yg tiba di Kholat Syakhl menemukan tenda kosong yg dlm kondisi rusak parah. Dr arah tenda, terlihat jejak2 kaki menuju ke hutan terdekat. Di hutan tsb tim pencari menemukan sisa2 api dan dua mayat pertama, yaitu Yuri Krivonischenko dan Yuri Doroshenko. Anehnya mayat mrk ditemukan hanya memakai pakaian dalam. Terdapat bukti bahwa mrk berusaha keras menyelamatkan diri dg memanjat pohon di dekat mrk hingga kulit2 jari mrk mengelupas. Namun menyelamatkan diri dr apa? Tim pencari kmd menemukan mayat2 lainnya, yaitu Igor Dyatlov (pemimpin tim), Zinaida Kolmogorova (slh satu anggota cewek), dan Rustem Slobodin dlm jarak terpisah yaitu 300, 480, dan 630 meter dr tempat dmn mayat kedua tmn mrk ditemukan. Mrk sepertinya tewas satu-persatu dan ditemukan dlm keadaan buta. Slh satu di antara mrk ditemukan dg kondisi tengkorak retak, namun diduga penyebab kematian mrk adl hipotermia. Hingga kini telah ditemukan 5 mayat dg kondisi misterius dan 4 lainnya msh hilang. 

Gambar tenda yg rusak saat ditemukan oleh tim pencari. Apa yg membuat para pendaki itu sgt ketakutan hingga mrk merusak tenda mrk sendiri untuk keluar dan melarikan diri dg bertelanjang kaki?
Pencarian sisa korban memakan waktu dua bln. Pd 4 Mei 1959, penantian para keluarga korban berakhir. Empat jenazah ditemukan terkubur di dlm salju sedalam 4 meter. Mayat Nicolai Thibeaux-Brignolle ditemukan dg kondisi kepala hampir pecah. Alexander Kolevatov dan Alexander Zolotarev ditemukan dg luka parah di dada dan rusuk patah. Yg plg mengerikan, korban terakhir yaitu Lyudmilla Dubunina (satu2nya anggota cewek yg tersisa) ditemukan dg lidah terpotong. 

Dugaan menyeruak bahwa mrk dibunuh oleh suku pribumi Mansi. Namun teori tsb ditolak krn tdk ditemukan bekas perkelahian dan hanya ditemukan jejak kaki para korban di sekitar tubuh mrk. Para penyelidik menemukan bukti bahwa dg “suka rela” mrk meninggalkan kemah pd tengah malam krn kemah tampaknya dibuka dr dlm (tak ada bukti ada “sesuatu” yg merangsek masuk). Bahkan ada bukti bahwa bbrp pendaki keluar terburu2 dg bertelanjang kaki. Namun suhu pd malam itu sangat rendah (minus 25-30 derajat celcius) dan pd saat itu ada badai tengah berkecamuk. Apa yg menyebabkan mrk begitu panik shg melarikan diri di tengah badai salju? Apa yg mrk lihat atau dengar saat itu? Lalu mengapa dua tubuh ditemukan tanpa baju sedangkan bbrp tubuh lainnya ditemukan “bertukar pakaian” dg tmn2 mrk yg lain? 

Berbeda dg teman2 mrk yg lainnya yg meninggal krn kedinginan dan hipotermia, keempat korban yg ditemukan terkubur diperkirakan tewas krn luka2 pd tubuh mrk. Seorg dokter forensik yg memeriksa tubuh mrk mengatakan bahwa luka2 tsb tidak mungkin dilakukan oleh manusia krn kekuatan yg diperlukan untuk menimbulkan luka tsb haruslah sgt besar. Kondisi jenazah mrk mirip dg kondisi dmn seseorg ditabrak mobil. Tp di tengah gunung bersalju, apa yg mgkn menabrak mrk hingga mengakibatkan luka spt itu? Ada yg berpendapat hal tsb disebabkan longsor salju. Namun di sekitar lokasi itu tdk ditemukan bekas adanya longsor. Lalu mengapa mayat salah satu cewek dlm tim itu ditemukan tanpa lidah? 

Otopsi pd korban menemukan dosis radioaktif yg sgt tgg pd pakaian dan tubuh para korban. Kulit korban pun berubah mjd kecoklatan (bahkan ada yg menyebutkan oranye) dan rambut mrk berubah mjd abu2. 
 
akibat terkena paparan radio aktif.
 
 
Penelitian selanjutnya membuktikan bahwa di Kholat Syakhl ditemukan jejak radioaktif yg mgkn bs menjelaskan radiasi pd tubuh dan pakaian korban. Namun tak prnh ditemukan apa penyebab radiasi di gunung itu. Scr tak terduga, muncul kesaksian dr tim pendaki lain yg saat itu berada 50 km arah selatan lokasi insiden tsb bahwa pd malam dmn insiden tsb tjd, mrk melihat cahaya2 oranye yg aneh di langit, tepat dr arah Kholat Syakhl. Trnyta penampakan ini dibenarkan para warga Ivdel (kota terdekat dr lokasi itu) yg menyebutkan penampakan tsb terus muncul sejak Februari hingga Maret 1959. Lbh aneh lg, di sekitar lokasi tsb ditemukan potongan2 besi yg mengisyaratkan bahwa prnh ada “sesuatu” di tempat tepencil tsb. Apakah sesuatu prnh mendarat di malam kematian para pendaki itu? Atau pihak militer prnh melakukan eksperimen rahasia dg bahan radioaktif di lokasi tsb dan kmd meninggalkannya ketika eksperimen itu berakhir membahayakan? 

Insiden tsb kmd dikenal dg nama Insiden Dyatlov Pass untuk menghormati nama pemimpin grup tsb. Penyelidikan thd kasus tsb dihentikan, bahkan cenderung ditutup2i oleh pemerintah komunis yg berkuasa saat itu. Seorg penulis dan jurnalis bernama Yuri Yarovoi pd tahun 1967 menerbitkan buku berjudul "Of The Highest Rank Of Complexity" yg menceritakan insiden Dyatlov Pass. Namun buku tsb disensor oleh pemerintah dan setelah kematiannya pada tahun 1980, semua arsip2nya trmsk foto dan tulisannya mengenai insiden tsb tiba2 menghilang. 

Lokasi tpt jenazah mrk ditemukan memang memiliki reputasi mengerikan. Di tempat yg disebut Gunung Kematian itu, sembilan penduduk suku Mansi menghilang secara misterius. Tahun 1991, lokasi tsb kembali meminta korban jiwa ketika sebuah pesawat jatuh dan menewaskan sembilan org. Perhatikan bahwa jumlah korban tewas, baik dari suku Mansi ataupun korban jatuhnya pesawat, sama dg jumlah pendaki yg terbunuh pd insiden Dyatlov Pass, yaitu sembilan orang. Kebetulan? 
 
 Byk teori mengenai penyebab kematian para pendaki ini, mulai dr teori UFO, alien, proyek militer rahasia pemerintah, sampai ulah yeti (manusia salju). Namun sepertinya kita takkan pernah tahu apa sebenarnya yg menimpa para backpacker ini 60 tahun yang lalu. Yuri Yudin, satu2nya pendaki yg selamat dr insiden tsb terus bertanya2 mengenai kematian teman2nya. Bahkan ia prnh mengatakan “Jika aku bs bertanya satu hal pd Tuhan, aku ingin menanyakan apa yg sebenarnya tjd pd teman2ku malam itu.” 

Tugu memorial untuk mengenang Insiden Dyatlov Pass

(Sumber : http://mengakubackpacker.blogspot.com/2012/04/insiden-dyatlov-pass-hal-terburuk-yang.html , google.com)


-------------------------


Nah gimana? udah baca?
Tarik nafas dulu biar ga tegang..... :)

Ada beberapa pertanyaan yang muncul saat wita nemuin kasus ini.

1) Mereka para pendaki profesional. Tentunnya mereka telah terlatih dan telah mempersiapkan diri dengan suhu ekstrik. Mengingat mereka pendaki ski. Tapi anehnya saat kematian mereka ditemukan beberapa ratus meter  dari tenda hanya dengan pakaian dalam (2 d antaranya). 3 lainnya ditemukan dengan pakaian yang tertukar. Dan tulang punggung yang patah. 
Ada 2 point penting.
- Pakaian tertukar dan tanpa pakaian yang mengesankan mereka terburu2 meninggalkan tenda, ada apa saat itu? Untuk kasus dengan tanpa pakaian bisa dijelaskan. Karena Puncak dari gejala hipotermia adalah korban yang merasakan kepanasan hebat, padahal udara sebenarnya dingin (disebut: “paradoxical feeling of warmt”).
- Tulang punggung yang patah. Apakah suhu ekstrim sampai sebegitunya bisa membekukan tulang mereka hingga hanya dengan gerakan sedikit saja membuat tulang mereka rapuh dn patah. Pada bagian punggung? fatal!

2)Tenda ditemukan robek dari dalam.  Apa yang telah terjadi sampai membuat mereka sebegitu terburu2nya meninggalkan tenda dengan seadanya (lihat point 1)

3) Jarak tempuh yang berbeda. Pasangan pertama ditemukan 300 meter dari tenda, kemudian 3 orang lagi 480 meter. 2 bulan kemudian 4 lainnya 630 meter dalam tumpukan salju tebal. Apa yang menyebabkan mereka terpisah cukup jauh satu sama lain. Kemungkinan pastinya jarak pandang saat kejadian.
 
4)Luka yang tak ladzim. Lidah yang terpotong, tulang punggung patah, tulang tengkorak retak, sampai kuling menguning - orange saat akan di makamkan.  Lidah terpotong? Mungkinkan orang tersebut mengiris lidahnya sendiri? Atau apakah hypotermia dapat menimbukan ilusi atau halusinasi? Hal ini juga masih bisa di jelaskan.
 

"Hipotermia menyerang saraf dan menjalar dengan perlahan, oleh karena itulah para korban hipotermia biasanya bertingkah diluar kebiasaan."
 
Apapun yang telah terjadi. Hanya Allah SWT lah yang tahu kebenaran hakiki. Hanya Allah SWT.
 
 Semoga bermanfaat.

"Buka mata, ada banyak kasus yang belum terselesaikan"
 
http://www.norfolk.police.uk/images/unsolvedtitle.jpg

Senin, 01 Juli 2013

#New #Puisi : Kuserah Waktu

Biarlah waktu yang akan jelaskan tentang arti penantian...
Karena kata terlalu tergesa menjelaskannya...
Biarlah waktu yang tegaskan arti saat yang tepat....
Karena seringkali lidah terlalu cepat mengucap kata...
Waktuku....
Penantianku...
Saatku...
Ucapku...
Semua itu biarlah menjelaskan dengan sendirinya....
Karena semua itu kuserahkan pada Sang Pemilik Waktu...


Sabtu, 11 Mei 2013

#CerBer #Serial Jurnalis : Kasus Pertama - Pembunuhan di Ruang Guru (3)



Review Cerita Sebelumnya :
Ketertarikan Tari pada kasus pembunuhan yang membawanya kembali ke SMA Elang Perkasa semakin menjadi, apalagi setelah Pak Gufron, guru kimia di SMA tersebut dijadikan tersangka di kasus pembunuhan itu.  Pencarian Tari cukup membuahkan hasil saat dia menghubungi Batara, sepupunya yang sekolah di SMA Elang Perkasa. Dari Batara Tari mendapatkan info bahwa korban yang bernama Reni adalah anak Kepala Sekolah di sekolah tersebut.



Cerita sebelumnya:
(1) http://duniakacamataweeta.blogspot.com/2013/04/cerber-serial-jurnalis-kasus-pertama.html
(2) http://duniakacamataweeta.blogspot.com/2013/05/cerber-serial-jurnalis-kasus-pertama.html



-------------------------------------

Berkat cerita Batara, selesai kuliah Tari langsung berlari ke parkiran motor kampus, menjemput motor bebek Merah yang selalu setia menemaninya kemanapun. Tapi langkahnya terhenti, hpnya bergetar dari balik kantong jaketnya. Ternyata Pak Burhan, sang pimpinan redaksi tempatnya magang.

"Assalamu'alaikum Tari? Dimana sekarang?",tanya Pak Burhan.

"Wa'alaikumsalam pak! Saya baru beres kuliah pak, masih di kampus. Kenapa pak?Oh iya pak! Saya ada info baru, korban namanya Reni dan ternyata dia anaknya Kepala Sekolah SMU Elang Perkasa!", jawab Tari berapi-api.

"Kalau itu saya udah tahu... Justru sekarang saya mau menugaskanmu, sekarang juga pergi ke Polres Bogor Kota. Disana sudah ada Rudy, hari ini hasil otopsi akan diumumkan,"tukas Pak Burhan.

Sebenarnya banyak yang igin dibicarakannya dengan Pak Burhan, tapi ada berita yang harus dikejar.  Tari pun melaju dengan motor bebek merahnya menuju jalan Kapten Muslihat. Sesampainya di kantor Polres Bogor Kota ternyata sudah dipadati cukup banyak wartawan. Tari melihat sekelilingnya sampai ada orang yang melambaikan tangan padanya.
"Tari! Sini.... baru dari kampus yah? Tenang kita masih nunggu hasil otopsi....", ternyata yang melambaikan tangan padanya adalah Mas Rudy.

Sosok mas Rudy sebenarnya cukup mencolok diantara wartawan yang lain. Mas Rudy punya gaya yang berbeda dengan yang lain, dia lebih nampak seperti eksekutif muda ketimbang wartawan. Kemeja rapih, celana jeans yang dandy, juga wajah tampannya yang juga penuh wibawa sering membuat Tari berpikir bahwa mas Rudy lebih cocok eksekutif muda yang biasa nongkrong di Starbuck dibanding wartawan. Eittss...jangan salah sebelumnya Tari selalu mengira bahwa wartawan itu jarang mandi, gondrong, suka ngerokok, kucel, seperti yang digambarkan dalam sinetron-sinetron.  Tapi setelah menjadi wartawan justru kebalikannya, banyak kok wartawan yang peduli akan penampilan kalau kata Mas Rudy namanya, metsek alias metro seksual. Tapi mas Rudy selalu menolak keras jika dirinya dikatakan wartawan metsek.

"Aku bukan metsek....!! Aku hanya good looking journalist..... Hehehe...", bela mas Rudy setiap kali ada yang menyebutnya wartawan korban metro seksual.

Sambil menunggu  hasil otopsi Tari menengok jam tangannya.

"Astagfirullah! Jam Satu! Mas Rudy,disini masjid atau mushola dimana yah?",tanya Tari yang lupa bahwa dia belum menunaikan shalat dzuhur.

"Belum dzuhur yah? Bareng aja deh! Aku juga belum sholat ko! Di belakang kantor ini ada masjid", jawab mas Rudy.

Selesai shalat mas Rudy sempat berujar di perjalanan menuju halaman kantor kepolisian.

"Makasih ya Tari. Kalau kamu gak ngajakin aku ke masjid mungkin aku tadi lupa untuk shalat dzuhur. Hehehe... Sering-sering ajakin aku shalat yah...", ujar mas Rudy dengan tawa khasnya.

Tari hanya senyum, dia bingung harus menjawab apa. Pas sekali ketika mereka tiba di tempat menunggu semula, seorang polisi pun keluar.

"Kayaknya aku kenal wajahnya...", gumam Tari.
"Oh dia Letkol Irfan, dia yang kemarin membantu proses evakuasi mayat di TKP. Loh, bukannya waktu kejadian kamu yang ngeliput tar? Sudah, ayo kita kerja dulu tar!", jelas mas Rudy yang mendengar gumaman Tari.

 Letkol Irfan pun langsung mengumumkan hasil otopsi mayat siswi yang di temukan minggu sore kemarin.

"Nama korban Reni Putri Jayabrata. Usia korban 16 tahun.  Perkiraan kematian korban akibat pukulan benda tumpul di kepala belakang. Kami masih mencari beberapa kemungkinan alat yang dipakai untuk memukul korban di TKP.", ujar sang Letkol.  Namun bukan wartawan kriminal kalau hanya puas dengan informasi begitu saja.

"Berarti ini fix kasus pembunuhan pak? Apakah ada yang dicurigai?", tanya wartawan di sebelah Tari. 

"Untuk saat ini kami masih meminta keterangan dari beberapa saksi terkait.", jawab sang Letkol.

"Apa yang dilakukan korban pada minggu sore di sekolah?", seru seorang wartawan dari sisi lain.

"Kami belum tahu. Kami masih mengorek informasi dari keluarga dan teman korban.",jawab Sang Letkol Lugas.

"Apa ada hubungannya dengan seorang guru yang menemukan mayat?", kali ini pertanyaan meluncur dari mas Rudy.

"Tidak ada. Guru itu hanya kebetulan ingin memeriksa soal ujian untuk besok.", jawab Sang Letkol dengan tenang.

"Mengapa harus minggu sore dan mengapa hanya sendirian?", tanya mas Rudy lagi.

"Karena memang itu sudah menjadi tugasnya tiap tahun. Kalau sudah tidak ada pertanyaan lagi....", jawab Sang Letkol sambil pamit kepada wartawan, yang langsung diputus pertanyaan oleh Tari.

"Menurut seorang narasumber bukankah status guru tersebut sekarang menjadi tersangka? Apa penyebabnya?!", tanya Tari tiba-tiba.

Pertanyaan itu sempat membuatnya menjadi pusat perhatian sang Letkolpun terhenti dan menatapnya.

"Untuk sementara hanya itu yang bisa kami berikan. Terimakasih", sang Letkol pun kembali memasuki 'kandangnya'. Tak menjawab pertanyaan Tari.

Tari pun dongkol atas sikap sang Letkol yang menurutnya angkuh.  Mas Rudy pun nampaknya mengerti apa yang dipikirkan Tari.

"Udah dong jangan BT mendingan sekarang kita minum es cendol di sebelah sana yuk! Barengan sama wartawan yang lain, biar juga kenal sama wartawan dari media lain.",ajak mas Rudy seraya menghibur Tari yang cemberut.

"Eh maaf mas, bukannya gak mau. Tapi aku ada rapat rohis kampus.", tolaknya halus.  Tari ingat bahwa sore ini dia telah berjanji pada Santi untuk hunting toko kue untuk snack di pengajian kampus minggu nanti.  Tari pun segera pamit pada mas Rudy,mereka berdua berpisah di parkiran.

Sepanjang perjalanan pulang Tari agak BT mengingat kejadian tadi di Polres.  Malu, kesel, marah, sebel, semua perasaan gak enak nyatu di hatinya.  Wajar, Tari jarang sekali bertanya bila sistem wawancaranya konfrensi pers seperti tadi. Sebelumnya dia lebih sering secara personal, gak ramean kayak tadi. Sekalinya dia berani bertanya, eh malah dicuekin. Tengsin berat Tari gara-gara kejadian tadi.

Sampai kampus Santi yang dari tadi nunggu Tari di pelataran masjid kampus pun bingung 'disuguhin' wajah ga enaknya Tari.

"Kamu kenapa tar? PMS? Kok dateng-dateng cemberut?", tanya Santi.

"Gapapa! Ayo naek aja dulu, nanti aku ceritain di jalan.", jawab Tari. 

Di perjalanan pun Tari ceritain kedongkolannya dengan Letkol Irfan yang sukses bikin Tari tengsin.
Bukannya ngehibur Santi malah ketawa denger cerita sahabatnya itu.

"Hehe...sorry..sorry.. bukannya maksud aku ketawa tapi memang lucu cerita kamu tar! Tari...tari...kamu kan jurnalis...wajarlah kalau kamu ngalamin itu.... Namanya juga pengalaman...Udah ah! Jangan BT lagi! Jelek banget tau diboncengin sama cewek sangar yang cemberut. Udah...jangan nambahin penyakit hati...istigfar...", ujar Santi sambil nepuk-nepuk pelan pundak Tari.

"Enak aja! Gadis cantik gini dikatain sangar....! Ehm..iya juga yah?Astagfirullahal'adziim...",jawab Tari sambil tetap fokus menatap ke depan jalan.

Pada akhirnya pilihan mereka jatuh ke salah satu toko kue di dekat kampus. "Biar pas hari-H ngambilnya ga repot", ujar Santi saat membayar DP kue.

Malamnya Tari kembali disibukkan menulis draft berita hasil otopsi yang akan dikirimkan ke email redaksi. Beberapa amenit setelah mengirimkan email ada sebuah sms masuk.



To : Tari
From : Pimred Pak Burhan
Oke! Email sudah saya terima!
Pantau terus perkembangannya!
Coba besok wawancara pihak
keluarga...

Saat bersamaan hp-nya kembali bergetar, kali ini dari sepupunya, Batara.


To : Tari
From : Batara
Assalamu'alaikum!
Oii kemane aja?? Kok tadi
gak jadi ke sekolah??

Tari segera membalas sms sepupunya itu.

To : Batara
From : Tari
Wa'alaikumsalam.^^
Sorry tadi ada tugas dadakan.
Besok kesana insyaallah..
Memangnya kenapa?

Namun setelah ditunggu tak kunjung ada balasan Tari pun tidur setelah menunaikan shalat isya dan tilawah. Besok dia harus ke SMA Elang Perkasa, ada orang yang harus ditemuinya.

-----------TO BE CONTINUE-----------


Rabu, 01 Mei 2013

#CerBer #Serial Jurnalis : Kasus Pertama - Pembunuhan di Ruang Guru (2)




Review cerita sebelumnya :

Tari ditugaskan oleh Pak Burhan, pimpinan redaksi di tempatnya magang untuk meliput berita kriminal. Ternyata berita pertama yang harus diliputnya membawanya ke SMA Elang Perkasa, SMAnya dulu. Tari mulai tertarik setelah kasus ini melibatkan Pak Gufron, guru kimianya di SMA.

Cerita selengkapnya baca:



------------------


 Tari malam ini tak bisa tidur, ada perasaan semangat, penasaran, ngeri, dan takut yang bercampur di kepalanya. Dia semakin penasaran dengan terlibatnya Pak Gufron dengan kasus ini. Tari sebenarnya selalu menuliskan setiap draft beritanya di buku catatan kecilnya, dia khawatir melewatkan hal-hal penting yang terlintas di benaknya. Begitu pun untuk kasus ini, sudah ada beberapa coretan-coretan yang ditulisnya mengenai kasus ini.



Jenis berita : Kriminal
Kasus : Ditemukannya mayat seorang siswi di ruang guru SMA Elang Perkasa
Hari/Tanggal Kejadian : Minggu/23 September 2012
Reka Kejadian : Mayat ditemukan di ruang guru pada hari minggu, 23 september 2012 jam 4 sore. Mayat diketemukan atas laporan dari seorang guru yang kebetulan ada di TKP, Gufron Hadiwijaya. Sampai saat ini belum diketahui penyebab kematian dari siswi tersebut.
Pertanyaan :
1) Siapa siswi tersebut? dan apa yang dilakukan siswi tersebut di ruang guru pada hari minggu?
2) Apa penyebab kematiannya?
3) Apa yang dilakukan Pak Gufron di sekolah pada minggu sore? 
List To Do :
1) Wawancara Keluarga Korban
2) Wawancara Pak Gufron
3) Wawancara Pihak Sekolah
4) Wawancara Teman Korban

Matanya terhenti di List To Do ke-4.

"Teman korban?!Hmm... Oh iya!", ujarnya sambil meraih hp di sebelahnya, Tari nampak sibuk mengetik di hpnya. Sebenarnya Tari berharap orang yang dia sms langsung membalas pesannya, tapi nampaknya tak ada tanda-tanda balasan setelah lewat 15 menit, sedangkan jam sudah menunjukkan pukul 1 malam, mau tak mau dia harus tidur jika tak mau terlambat kuliah esok pagi. Namun langkahnya kembali terhenti.

"Lebih baik aku tahajud sekarang saja, khawatir weker tak tega membangunkanku malam nanti...",ujarnya sambil berjalan menuju kamar mandi.

Selesai shalat dia pun merebahkan dirinya, saatnya istirahat.



----------------


Benar saja, paginya Tari nyaris terlambat masuk kelas Ekologi Manusia, sebenarnya dosennya baik sekalipun terlambat selama itu kurang dari 10 menit akan tetap dibiarkan masuk. Tapi Tari sangat menyukai mata kuliah ini, bahkan satu menit pun tak ingin dia lewati. Pada perkuliahan kali ini dia agak sulit konsentrasi dan sesekali diam-diam mengoprek hpnya, bila hpnya bergetar dia akan langsung membaca smsnya dan segera dibalasnya. SMS ini diawalinya malam tadi, sebelum tidur dia teringat bahwa sepupunya, Batara masih sekolah di SMU Elang Perkasa kelas XII. Sebelum tidur Tari sempat meng-sms sepupunya untuk menanyakan tentang kasus itu.

To : Batara
From : Tari
Assalamu'alaikum. Oyy.. dah tidur lum?
Hehe sorry yah malem2 ganggu.
Mau tanya nih, tadi sore ada kasus di sekolah kamu.
Udah tau??

 Balasan Batara pagi tadi cukup membantu penyelidikan Tari.



To : Tari
From : Batara
Wa'alaikumsalam.
Ehhh Tar, kemane aje??
Maaf baru baca tadi pagi smsnya.
Iya tadi pagi satu sekolah heboh
banget... Banyak wartawan yang
mau masuk sekolah tapi di tahan
sama satpam dan polisi di gerbang.
Adek kelas gw ada yang mati Tar,
namanya Reni, kelas X, dia diketemuin
di Ruang Guru. Parahnya yang jadi
tersangkanya Guru Kimia gw, Pak Gufron!


Balasan ini yang justru membuat Tari tak berkonsentrasi kuliah dan sesekali sibuk dengan hp-nya.

To : Batara
From : Tari
Tersangka?? Bukannya kemaren
Pak Guron masih jadi saksi?
Kok bisa?

Tak sampai 5 menit hp Tari kembali bergetar.

To : Tari
From : Batara
Itu dia yang bikin sekolah geger!
Selama ini memang gw sering denger
selentingan cerita tentang Pak Gufron,
tentang dia yang suka godain murid.
Tapi gw gak yakin aja kalau sampe
Pak Gufron tega ngebunuh Reni.
Pak Gufron jadi tersangka setelah
ada satu siswi yang jadi saksi tentang
Pak Gufron yang pernah ngegodain
dia! Kesaksian siswi itu bikin Pak
Gufron dijadikan tersangka...

Sms dari Batara cukup membuat Tari kaget. Pak Gufron yang Tari kenal adalah guru kimia yang sangat memotivasi murid-muridnya untuk suka dengan pelajaran memusingkan seperti kimia. Dia memang cukup terkenal supel dikalangan para siswi, apalagi statusnya yang belum menikah ditunjang wajahnya yang tampan membuatnya banyak digemari siswi sejak Tari masih duduk di bangku SMA. Tapi untuk membunuh muridnya sendiri?? Tari agak sangsi. Dia pun kembali sibuk membalas sms Batara.



To : Batara
From : Tari
Boleh minta nomer siswi yang ngelapor ?
Ato siang aku ke sekolahmu yah!Kamu kenalin aku
sama siswi itu. Bisa kan?!


To : Tari
From : Batara
Bentar...bentar...
Sebenarnya kamu mau tau apa
Tar??
Kok dari tadi kamu kayak lagi
ngintrogasi aku sih?

Nampaknya Tari lupa kalau dia belum menceritakan bahwa sekarang dia jadi wartawan di sebuah koran lokal. Tari pun mulai menceritakan asal muasal pengembaraannya di kasus pembunuhan ini. Setelah banyak sms penjelasan yang Tari kirim ke Batara, tak beberapa lama kemudian hpnya kembali bergetar, sms dari Batara.

To : Tari
From : Batara
Widiihhh keren euy sekarang...^^
Tapi ntar nama gw disamarkan
yah..
Nanti gw diserbu wartawan laen
karena ketampanan gw....
Oh iya gw lupa bilang nama
panjang Reni itu Reni Maharani.
Dia anak kepala sekolah..

Tari tercengang, sekarang dia tahu siapa pihak sekolah yang harus ditemuinya untuk dimintai informasi.


------------TO BE CONTINUE------------


Minggu, 28 April 2013

#Cerber #Serial Jurnalis : Kasus Pertama - Pembunuhan di Ruang Guru (1)



Siang ini terik matahari yang ga pake basa-basi bikin orang yang berjalan dibawahnya bermandi peluh keringat. Beberapa ada yang lebih memilih meneduh di kantin kampus, sekedar neduh sambil minum untuk melepaskan dahaga. Ada pula beberapa yang lebih memilih berlindung di balik payung untuk menghindari teriknya sang surya di tengah hari tersebut. Namun disiang terik itu ada sesosok yang berlari tergesa-gesa menuju pelataran masjid. Sosok seorang perempuan berjilbab yang berkibar-kibar terkena angin karena dia berlari. Terlihat wajahnya dipenuhi peluh dan nafasnya terengah-engah.

"Tari...!! Masyaallah...dari mana saja kamu?!", ujar seorang gadis berkerudung kuning di depannya.

Tari hanya senyum lebar, ia masih sibuk menata napasnya yang terengah-engah.  Tak mampu berkata.
"Emh...sorry...ehm...Santi....hummn..tadi aku....humnn...aku ditahan sama dosen...uhmm..di kelas.." , jawab Tari terengah-engah.

Perempuan yang dipanggilnya Santi di hadapannya tampak sudah menerka jawaban keterlambatan Tari.
"Sudah kukira... kali ini apa lagi? Terlambat masuk kelas atau karena lagi-lagi kau tertidur di tengah jam perkuliahan? Atau kau tertangkap tangan sedang makan di kelas?",terka Santi. Gadis manis yang berbalut kerudung kuning dengan baju bermotif bunga2 kecil yang senada dengan kerudungnya itu tersenyum manis menghadapi sahabatnya yang duduk didepannya.

"Enak aja... tadi dosenku menanyakan tentang skripsiku yang lagi mandek." 

"Memangnya apa yang kau kerjakan? Bukankah belakangan ini tak ada berita yang sedang kau kejar ?"

"Eitttsss...siapa bilang?! Kamu lupa belakangan ini aku ditugasi meliput berita kriminal oleh pimpinan redaksiku..."

Belum selesai Tari menjelaskan pada temannya, Santi memotong penjelasannya,"Hah?! Bukannya selama ini tugasmu hanya meliput tentang kegiatan-kegiatan seputar remaja?"

"Itu dia... Sebenarnya wartawan bagian kriminal kemarin mengundurkan diri karena harus kembali ke kampung halamannya, sedangkan yang lain sedang sibuk dengan bagiannya. Sisanya? Tinggal aku sebagai wartawan magang yang lowong" ,jelas Tari pada Santi.

Tari melanjutkan lagi perkataannya,"Lagian aku juga senang ko,jadi ada pengalaman baru. Berasa jadi detektif kayak conan. Hehehe..."

Pembicaraan mereka pun segera berlanjut keacara pengajian kampus yang sedang mereka berdua garap. Mereka berdua mendapat tugas sebagai seksi konsumsi untuk acara pengajian minggu depan. Tak terasa waktu sudah menunjukkan waktu ashar , adzan ashar berkumandang. Santi dan Tari pun bergegas mengambil wudhu, memenuhi kewajiban mereka. Selesai shalat Santi mengajak Tari ke kantin untuk makan.

"Sorry nih Santi... abis shalat tadi aku dapat sms dari Pak Burhan, Pimpinan redaksi yang tadi kuceritakan. Ada berita yang harus kuliput di SMA Elang Perkasa.", ujar Tari sambil sibuk merapihkan tasnya.

"Bukannya itu SMA mu Tar? Ada apa disana?", tanya Santi

Tari hanya tersenyum dan diam karena pertanyaan itu turut merasuk di pikirannya.

"Aku juga belum tau, aku berangkat dulu ya,maaf tak bisa menemanimu makan. Assalamu'alaikum...", ujar Tari seraya bergegas menuju motor matic merah kesayangannya.

--------------------

Setibanya di lokasi , SMU Elang Perkasa , Tari tidak begitu sulit untuk memasuki sekolah itu karena ia alumni dari sekolah tersebut. Pak Sobur, satpam SMU Elang Perkasa nampak masih mengenali baik wajah manis Tari. Ia pun segera berbaur dengan wartawan lain, Tari sempat tertegun dengan keadaan sekitar. Ada banyak polisi dan garis polisi yang melintang di beberapa bagian sekolah, juga ada mobil ambulans yang membawa kantong kuning yang diangkut oleh beberapa petugas. "Mayat....",gumamnya pelan.

Tari pun segera bertanya pada wartawan lain yang tiba lebih dulu di lokasi.

"Ada apa bang?",tanyanya.

Wartawan disampingnya pun melihat sekilas kearahnya kemudian menjawab,"Ada pembunuhan, ditemukan mayat seorang siswi tadi sore di ruang guru. Kita juga masih nunggu konfirmasi dari pihak kepolisian. Dari tadi pihak sekolah juga bungkam! Kesel gue jadinya! Mau pulang ada aja kerjaan...",gerutu si wartawan.

"Lah dia jadi curhat...",gumam Tari dalam hati. "Oh gitu bang,makasih...",jawab Tari. 

Sekitar 15 menit kemudian kepolisian pun mendatangi wartawan. Ibarat ikan yang mendapatkan makanan, sang polisi langsung dihujani banyak pertanyaan.

"Tenang..! Saya akan menjelaskan tanpa menjawab pertanyaan kalian!Korban adalah siswi SMU Elang Perkasa, dia ditemukan di ruang guru sore tadi. Penyebabnya masih diselidiki oleh Tim Forensik. Sekian!", Sang polisi berniat menyudahi wawancara tersebut namun agak sulit keluar dari kerumunan wartawan yang haus akan berita.

"Pak! Pak! Ini bunuh diri atau pembunuhan?", teriak salah seorang wartawan.

"Dan pak! Apa ada tersangka yang dicurigai?",teriak seorang wartawan dari sisi yang lain.

"Untuk sementara kami masih meminta keterangan dari seorang guru yang kebetulan ada di TKP! Sudah tidak ada yang harus saya jelaskan lagi.", Sang polisi kembali mencoba menerobos kerumunan wawancara namun tetap gagal.

"Kenapa mayat baru di ketemukan sore hari?", tanya seorang wartawan dari belakang kerumunan.

"Sekolah sedang libur 3 hari, hari tenang menyambut ujian semester besok. Seperti saya bilang sebelumnya bahwa mayat diketemukan atas laporan dari saksi yang kebetulan Guru di sekolah ini. Keterangan berikutnya akan saya berikan setelah hasil pemeriksaan Tim Forensik keluar!", kali ini sang polisi berhasil menembus kerumunan wartawan dan berjalan menuju mobilnya.

Tari pun memandang kepergian sang polisi dan melihat ke bagian dalam mobil polisi, seseorang yang duduk di bangku belakang menoleh ke arahnya,"Pak Gufron?!"

---------------------


Malamnya selesai membuat draft berita, Tari segera mengirimkannya ke Pak Burhan. Tak sampai sepuluh menit telepon Tari berbunyi, ternyata dari sang Pimpinan redaksi, Pak Burhan.

"Assalamu'alaikum Tari maaf mengganggu. Email darimu sudah saya baca. Tapi beritamu masih dangkal. Apa tidak ada yang bisa kamu wawancara untuk dimintai pendapatnya?", tanya Pak Burhan

"Sebenarnya saya alumni dari sekolah itu, saksi yang sedang dimintai keterangannya adalah Pak Gufron, guru praktikum kimia di sekolah tersebut. Besok saya akan coba mewawancara pihak sekolah semoga saya bisa bertemu dengan Kepala Sekolah.", ujar Tari.

"Bagus...Bagus... Saya tunggu kelanjutan beritanya....Jangan lupa cari tahu tentang korban. Kalau perlu wawancara teman-teman dan keluarga korban juga sangat penting! Assalamu'alaikum!"

"Wa'alaikumsalam..", jawab Tari sambil merebahkan badannya di kasur. "Sebenarnya apa yang terjadi??", gumamnya.


--- To Be Continue ---


Ini cerita bersambung pertama wita...^^
Mohon komentarnya....
Insyaallah besok disambung lagi...

Selasa, 19 Maret 2013

#SD #Puisi >> "Play Station" (2000)

Play Station...
Mengapa kau diciptakan.
Kau telah merusak pikiran.
Dengan kaset permainan.


Kata orang kau singkatan dari PS.
Yang berarti Permainan Setan.
Karena kau anak-anak jadi malas.
Dan jadi lupa pelajaran.


Kau dijauhi...
Ketika aku ulangan...
Karena takut mengganggu.
Nilai yang akan menjadi penentu.




N.b : Puisi ini dibuat abis dimarahin papah....Pas PS disita.Gara-gara mau ulangan... Hehehe...

#SD #Puisi >> "Bunga" (2000)

Bunga...
Sangat indah dan harum...
Perubahan suasana.
Dan dengan bangga menyebarkan harummu.


Mawar dan melati.
Adalah bunga kesayanganku.
Karena berwarna-warni.
Dan karena berkebun adalah hobiku.




N.b : Wahh aku ingat puisi ini dibuat sore-sore di pekarangan rumah Mia dan Sofi sambil nunggu les aritmatika... (Dulu anak-anak kompleks kita les aritmatika di garasi rumah Bu Iim & Pan Untung Wahono)

#SD #Puisi >> "Musik" (2000)

Musik...
Adalah alunan suara yang menenangkan.
Dimana jika hatiku gundah atau terusik.
Hanyalah dia yang menjadi teman.

Alunan yang menenangkan hati.
Dan juga pikiranku.
Do...Re...Mi...
Membuat tenang hatiku.

#SD #Puisi >> "Hari" (2000)

Hari...
Yang setiap hari kulalui.
Untuk menjalani kehidupan ini.
Dan tuk melewati segala yang harus kulewati.


Hari....
Dimana kita menjalani ini.
Tuk mencapai suatu kehidupan.
Yang sangat indah dan rasakan.

#SD #Puisi >> "Guru" (1999)

Seorang pahlawan tanpa tanda jasa.
Rela berkorban demi kemajuan bangsa
Membimbing murid-muridnya
Tuk mencapai cita-cita


Bekerja siang dan malam.
Engkau tak pernah kenal lelah.
Demi anak didikmu.
Kami bangga padamu.

Guru..
Engkau bagaikan cahaya.
Yang membawaku..
Pergi untuk maju bersamamu.


N.b: Puisi ini dipersembahkan untuk guru SD ku yang superbb.... "Pak Untung Ngatijan"

#SD #Puisi >> "Puisi" (1999)

Puisi....
Apakah yang dimaksud puisi?
Mungkin hanya kata-kata
Yang mengandung suatu makna.


Puisi...
Yang diciptakan puitis itu sendiri
Mengandung suatu arti.
Yang dapat kita pelajari.



N.B : This is my first poem in my life....^^ in 1999... So cute..

1st Resident!!! : Dyatlov Pass Case (2 Februari 1959, Rusia)

Assalamu'alaikum.... It's MY FIRST LAUCHING of........ RESIDENT! Hehehe... :) Ini bukan "Resident Evil" yang bakal baha...